Mangupura (ANTARA) - Sanggar Seni Werdhi Budaya dari Desa Adat Kelan, Kuta, Kabupaten Badung, Bali menampilkan garapan bertema Amrih Sukaning Rat dalam lomba taman penasar rangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47.
“Suguhan seni ini tidak hanya menampilkan keindahan gerak dan suara, tapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang harmoni dan ketentraman semesta,” ujar Pembina Tembang I Nyoman Wija Widastra di Mangupura, Sabtu.
Ia mengatakan Amrih Sukaning Rat mengandung arti mengusahakan ketentraman jagat. Tema itu dipilih karena selaras dengan tema besar PKB tahun ini, yakni Jagat Kerthi.
"Amrih itu artinya mengusahakan, sedangkan sukanikang rat berarti ketentraman jagat. Jadi, kami ingin menyampaikan bahwa kehidupan yang harmonis adalah sesuatu yang harus diupayakan bersama," kata dia.
Wija Widastra mengatakan pementasan itu melibatkan generasi muda berusia 17 hingga 25 tahun. Meskipun usia remaja menurut dia seringkali menjadi tantangan tersendiri dalam pembinaan seni, karena kesibukan sekolah atau pekerjaan.
Namun, penampil pementasan itu dinilai memiliki semangat dan dedikasi yang luar biasa selama tiga bulan latihan menjadi energi tersendiri bagi sanggar.
"Biasanya kalau remaja agak sulit disuruh belajar seperti ini, tapi karena ada lomba besar ini, saya juga ambil jebolan dari beberapa sanggar. Mereka kami beri kesempatan untuk tampil. Dari situ muncul semangat luar biasa," jelas dia.
Ia menambahkan penampilan dalam lomba taman penasar serangkaian memeriahkan PKB ini tidak hanya sebuah sajian seni, namun juga menjadi wahana edukasi dan refleksi spiritual.
"Target utama kami bukan semata juara, tapi bagaimana generasi muda bisa belajar dan mencintai budaya serta sastra Bali. Dengan begitu, mereka bisa menjadi penerus yang menjaga dan melestarikan warisan leluhur," pungkas Wija Widastra.