Buleleng, Bali (ANTARA) - Institut Mpu Kuturan (IMK) Singaraja, Bali, menerjunkan 424 relawan terdiri dari 54 dosen Jurusan Dharma Acarya dan 370 mahasiswa untuk mendampingi siswa SD di Kabupaten Buleleng yang mengalami keterlambatan dalam kemampuan baca tulis.
"Program ini menyasar 54 sekolah dasar di beberapa kecamatan di Buleleng dan akan berlangsung selama empat minggu ke depan," kata Rektor Institut Mpu Kuturan Prof Dr I Gede Suwindia, di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Jumat.
Ia mengatakan pendampingan dilakukan secara intensif dan terstruktur guna membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengenal huruf, membaca, maupun menulis.
Suwindia menjelaskan gerakan tersebut merupakan bentuk nyata kontribusi IMK terhadap penguatan literasi dasar, khususnya di wilayah Bali Utara.
“Ini bukan sekadar program pengabdian, tetapi juga gerakan bersama untuk menyelamatkan masa depan anak-anak kita,” ungkapnya.
Program ini juga menjadi sarana penguatan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat dan peningkatan kapasitas pendidikan dasar.
Mahasiswa juga mendapatkan pengalaman langsung yang sangat berharga dalam berinteraksi dengan siswa dan dunia pendidikan dasar.
IMK menargetkan program ini bisa berlangsung secara berkelanjutan, serta menjadi model kolaboratif antara perguruan tinggi, sekolah, dan pemerintah daerah dalam menanggulangi krisis literasi dasar. “Gerakan ini bukan yang terakhir. Ini awal dari komitmen panjang kami untuk hadir di tengah persoalan masyarakat,” katanya.
Koordinator Program Dr Putu Suardipa menjelaskan setiap relawan akan mendampingi siswa secara langsung dengan metode yang menyenangkan dan berbasis permainan edukatif.
Sebelum diterjunkan ke lapangan, seluruh relawan telah dibekali pelatihan intensif oleh para ahli di bidang literasi, disleksia, dan konseling pendidikan.
Pelatihan ini bertujuan untuk membekali dosen dan mahasiswa dengan pendekatan pedagogis yang tepat serta memahami karakteristik siswa dengan gangguan belajar.
“Kami ingin menciptakan suasana belajar yang tidak menekan, tetapi justru memotivasi anak-anak untuk mengenal huruf dan membaca dengan senang hati,” katanya.
Program ini mendapatkan apresiasi dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng.
Plt Kadisdikpora Buleleng Putu Ariadi Pribadi berharap sinergisitas ini dapat mempercepat proses intervensi literasi dasar yang selama ini menjadi tantangan tersendiri di sekolah-sekolah pelosok.
Baca juga: Pemkab Buleleng dengarkan evaluasi Dewan Pendidikan
Baca juga: DPRD Buleleng awasi penuntasan calistung SD-SMP
Baca juga: Bupati Buleleng buat tim telusuri ratusan siswa SMP tak bisa baca